Jumat, 11 Maret 2016

Sifat Koligatif Larutan

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

          Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang dipengaruhi oleh jumlah zat terlarut, bukan dari jenis zat terlarut. Jumlah partikel terlarut dapat dinyatakan dalam satuan Molaritas (M), molalitas (m), fraksi mol (X), dsb.

          Sebelum mempelajari sifat koligatif larutan, diperlukan pemahaman terhadap satuan-satuan konsentrasi larutan.

1.     Molaritas (M)
M = n/V
M adalah molaritas (Molar)
n adalah mol zat terlarut (mol) atau (mmol)
V adalah volume larutan (L) atau (mL)

2.     Molalitas (m)
m = nx1000/p
m adalah molalitas (molal)
n adalah mol zat terlarut (mol)
p adalah massa pelarut (gram)

3.     Fraksi mol (X)
XA = nA/(nA + nB)      atau   XB = nB/(nA + nB)
XA adalah fraksi mol zat A
nA adalah mol zat A
nB adalah mol zat B

Sifat koligatif larutan terdiri dari empat sifat, diantaranya: penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku,  dan tekanan osmosis.

1.     Penurunan Tekanan Uap
P = PoXpelarut   atau   ∆P = PoXterlarut­
P adalah tekanan uap larutan
Po adalah tekanan uap pelarut murni
X adalah fraksi mol
∆P adalah penurunan tekanan uap larutan
          Kesimpulannya adalah semakin banyak zat terlarut (konsentrasi zat terlarut) semakin rendah tekanan uap yang dihasilkan.

2.     Kenaikan Titik Didih
∆Kb = Kbxm
∆Kb adalah kenaikan titik didih
Kb adalah tetapan kenaikan titik didih
m adalah molalitas zat terlarut
          Kesimpulannya adalah semakin banyak zat terlarut (konsentrasi zat terlarut) semakin tinggi titik didih larutan.

3.     Penurunan Titik Beku
∆Kf = Kfxm
∆Kf adalah kenaikan titik didih
Kf adalah tetapan kenaikan titik didih
m adalah molalitas zat terlarut
          Kesimpulannya adalah semakin banyak zat terlarut (konsentrasi zat terlarut) semakin rendah titik beku larutan.

4.     Tekanan Osmosis
Π = MRT
Π adalah tekanan osmosis
M adalah konsentrasi molar
R adalah tetapan gas ideal (0,082 L atm K-1 mol-1)
T adalah suhu mutlak (K)
          Kesimpulannya adalah semakin banyak zat terlarut (konsentrasi zat terlarut) semakin besar tekanan osmosis yang dimiliki larutan.

          Tetapi, larutan elektrolit dan non-elektrolit dalam konsentrasi yang sama dapat memiliki sifat koligatif yang berbeda, dikarenakan adanya ion yang ikut larut dalam larutan elektrolit. Maka dalam konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif yang lebih besar dari larutan non-elektrolit. Sehingga perlu digunakan vaktor van’t hoff. Vaktor van’t hoff adalah i = 1 + (n-1)a. n adalah jumlah ion, a adalah derajat ionisasi, jika dalam soal tidak terdapat nilai a maka dianggap a bernilai 100% atau 1. Penggunaan vaktor van’t hoff yakni nilai i dikalikan terhadap mol zat terlarut yang terdapat dalam rumus sifat koligatif larutan tadi.
maka sebagai contoh rumus sifat koligatif larutan elektrolit menjadi:
P = Ponpelarut/(npelarut x nterlarut x i)
∆Kb = Kb x m x i demikian seterusnya
          Untuk contoh soal dari buku erlangga dapat Anda lihat di bawah ini.



Sabtu, 20 Februari 2016

Hukum Faraday

                                         Hukum Faraday

·         Hukum I Faraday
Jumlah zat yang dihasilkan di elektrode pada peristiwa elektrolisis sebanding dengan jumlah muatan listrik yang dialirkan selama elektrolisis berlangsung.
          Berikut adalah rumus menghitung massa zat yang dihasilkan pada proses elektrolisis :
                   m =   Ar x i x t      atau    m = e x F
n x 96500
keterangan :   m = massa zat yang dihasilkan (gram)
                   Ar = massa atom relatif
                    i   = kuat arus (ampere)
                    t   = waktu (detik)
                    n  = jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi
                    e  = Ar
                            n
                    F  = muatan listrik (F)

·         Hukum II Faraday
Jika jumlah muatan listrik yang dialirkan sama, maka massa ekuivalen ion logam merupakan perbandingan massa atom relatif dengan muatan ionnya Ar.
 n
Misal terdapat ion Ag+, Cu2+, Cr3+. Maka perbandingan yang dimaksud adalah, sbb:
          m Ag : m Cu : m Cr = ArAg : ArCu : ArCr
                                             1          2        3




Source :
 Unggul, Sudarmo. 2015. Kimia untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Penerbit Erlangga.